Rabu, 18 April 2012

Untitled

Kesenian
Sama seperti sebelumnya (topik kuliner) bahwa desa saya, desa Sraten, bahwasanya tidak memiliki suatu budaya yang khusus baik kulinernya maupun keseniannya. tapi hal ini membuat saya berpikir bahwa memang inilah kbudayaan khas daerah saya yaitu percampuran atau perpaduan kesenian, kuliner dan bahasa. perpaduan ini ada, dikarenakan ingin tercapainya penyampaian komunikasi yang mudah dan jelas sehingga baik bahasa tuan rumah maupun bahasa pendatang tidak terjadi simpang siur makna yang menimbulkan terjadinya kesalahpahaman antara penduduk tuan rumah dengan penduduk pendatang.
Kesenian di tempat saya memang beragam. ada yang kesenian verbal (aksi), kesenian olah vokal(menyanyi), maupun kesenian visual(gambar -- tapi tidak sering muncul). tapi karena seiring perubahan zaman, kesenian ini mulai sedikit memudar karena ternyata kesenian - kesenian tersebut sudah beralih fungsi menjadi suatu job(pekerjaan) bukan kesenian yang berasal dari keindahan hati dan jiwa sehingga ketika desa tidak mengadakan suatu acara, maka kesenian itu tidak akan nampak sama sekali. hal ini juga dikarenakan desa melihat kegiatan berkesenian dirasa membutuhkan dana lebih atau malah menghambur - hamburkan harta maka kegiatan ini distop dengan sistim pendanaan yang mana kesenian hanya bisa diadakan ketika anggaran desa berlebih kecuali ada salah satu warga yang mau mendanai kegiatan kesenian tersebut maka kegiatan berkesenian bisa terlaksana dengan syarat kegiatan berkesenian harus dilakukan sesuai aturan (professional event) sehingga kegiatan berkesenian tidak menimbulkan huru - hara baik di dalam panggung maupun di luar panggung kesenian. adanya syarat ini dikarenakan di daerah lain terkadang membuat kesenian yang sangat kotroversial sehingga menimbulkan huru - hara di sana - sini. hal seperti itu membuat persepsi terhadap warga desa bahwa Kesenian itu kegiatan yang sangat profesional. kesalahan, komunikasi, waktu, dan tempat bisa menjadi bumerang bagi penyelenggara event karena dapat dituduh sebagai pelecehan moral dan budaya setempat.
akan tetapi saya sangat bersyukur hal - hal diatas tidak menimpa kegiatan berkesenian di tempat saya meski memang kegiatan ini hanya ada sebagai job semata (contoh: kegiatan 17an, tahun baru hijriyah,dan lain - lain).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar